Namanya adalah
Mardiansyah seorang laki-laki tidak tampan tapi mengaku tampan, Tidak kaya tapi
sombong, Sering dipanggil Dian atau mbak Dian.
Laki-laki yang kalo ngelawak
kadang kita harus mikir dulu. tentang jokesnya seperti jokesnya yang berkata
“kenya itu
kalo kita abis makan tuh kenya”
atau
“angin-angin
apa yang bisa ngangkat mobil”
“Angin puyuh”
“salah yang
bener angin puting beliung BRITAMA”
Sungguh jokes
yang ngebuat kita mikir. Akan tetapi sebagai seorang lelaki yang berprilaku
ceria kali ini dia terlihat sangat murung sekali. Yah lelaki itu adalah gue
sendiri. Entah kenapa gue menuliskan cerita yang harusnya dari pola pandang
orang pertama akan tetapi gue melihat pola pandang orang ketiga di awal-awal
cerita ini.
Mungkin gue
hanya ingin kalian tahu bahwa bagaimana diri gue dan bagaimana terpuruknya gue
saat ini. Mungkin gue hanya ingin kalian merasakan dan memahami secara dekat
dan seolah berada di sebelah gue yang sedang kesepian ini. Melihat dan
membayangkan secara langsung bagaimana patah hati bisa membuat seorang lelaki
yang bisa tertawa terbahak-bahak hanya dengan mengunakan jokes receh kini duduk
di depan laptop terdiam dan mengetik semua kesedihannya.
Bagaimana
semua bermula?