Tulisan ini aku tulis kembali ketika aku sedang bingung apa yang
harus aku pilih antara melanjutkan atau memutuskan cukup sampai disini. mungkin saat
kamu membaca ini kamu sudah tahu apa jawabanku.
Dan pada waktu itu aku ketemu dengan seorang wanita dia waktu itu memakai baju chelsea dan dia sedang
ngadain kuis nendang bola untuk ngarahin ke tiang. Dia
sangat ceria. Aku tidak akan bilang bahwa dia seolah bidadari yang turun dari langit selain
terlalu picisan orang-orang akan tahu bahwa itu diambil dari google. Tapi bagi aku
melihat kamu meladeni orang-orang yang
mau ikut dan melihat kamu senyum waktu di lapangan.
Aku rasa kamu dengan mudah waktu itu mengambil
hati aku.
Sebenarnya waktu awal-awal aku ngechat kamu. Aku sebenernya
mengalami keminderan waktu itu. Yah bagaimana ya bilangnya. Kayak malu aja gitu aku.
Dulu aku merasa bahwa diri aku orang gagal. Yah bagaimana ya. Soalnya aku
berkespetasi tinggi mungkin dalam hidup. Aku pikir setelah lulus aku bisa langsung kerja akan
tetapi aku ngangur. Tapi bayangan untuk bisa sama kamu dan ngebuat kamu tertawa
kadang suka muncul waktu itu ketika aku lagi bengong sendirian Rasanya
menyenangkan.
itu alasan aku berani untuk ngedeketin kamu. Walaupun beberapa temen
aku juga bilang bahwa kamu beragama berbeda. Bagi aku tidak apa-apa.Karena bagi
aku waktu itu. Aku hanya ingin melihat kamu tersenyum lebih lama. Aku ga punya
niat apa-apa aku hanya senang melihat kamu senang.
Sesederhana itu. Kalo
boleh jujur dalam hidup ini aku paling suka dengan diriku ketika mengangur. Yah
karena adit yang waktu itu terlihat seperti tokoh utama pada film-film bodoh
dan tulus secara bersamaan.
Walaupun pada prakteknya aku juga sempat kesal beberapa kali sama kamu. Karena aku sempet merasa hanya
dijadikan tempat bermain ketika tidak ada orang yang bisa diajak bermain. Tapi setelah aku
pikir ga
seharusnya aku marah karena tujuan aku hanya membuat kamu senang. Karena aku
tahu kita “berbeda” dan aku tahu kamu tidak akan bisa terus bersama aku.
Akan ada masanya nanti bahwa aku hanya bisa melihat kamu dari jauh. Yah bodoh
memang buat apa kamu ngedeketin dia nyurahin semua tenaga dan waktu buat
seseorang yang mungkin ga akan jadi milik kamu.
Yah bodoh. Itu lah mungki alasan kenapa dinamakan cinta itu kaya micin. Kebodohan yang menyenangkan.
Ga lama setelah ngedeketin kamu
ternyata kamu jadian dengan cowok bernama Risal. Yah cowok yang katanya bisa
ngebuat kamu jatuh hati sangat hebat. Iri rasanya yah walau aku ga tahu bagaimana
dia bisa ngebuat kamu jatuh cinta.
Yah iri aja. Gapapa kan iri?
Melihat risal berhasil ngedeketin kamu tanpa susah payah mungkin
yang dialalmin aku kaya orang gendut yang iri ngeliat orang kurus bisa makan
banyak tanpa perlu berolahraga. Yah emang ga boleh iri sih karena emang setiap
tubuh orang kan di desain beda-beda. Mungki aja yang kurus situ cacingan. Yah itu yang
ngebuat aku berpikir bahwa risal itu cacingan.
Haduh selera komedi aku maksa ya.
Yah maklumin udah jarang nulis.
Setelah itu kita deket semakin
dekat. Beberapa teman aku udah bertanya “sampai kapan ?” entah lah aku selalu
mencari alasan untuk memperlama. Kita juga pisah dan nyambung begitu terus sampai
akhirnya aku merasa bahwa sampe kamu Wisuda adalah momen yang pas.
mungkin karena aku tahu aku
hanya sementara.Aku selalu menuruti permintaan kamu. Karena mungkin aku tidak
ingin meninggalkan penyesalan. Bahwa waktu itu aku tidak bisa membahagiakan kamu.
Yah aku tidak ingin ada penyesalan.
Waktu aku ngeliat kamu wisuda.
Ada rasa dalam hati aku mungkin dia emang seharusnya udah sampe begini dan kita
harusnya udah berhenti ga harus saling mendekati lagi.karena waktu itu kamu emang
udah bahagia harusnya waktu kamu tahu kalo aku adalah lelaki berengsek harusnya
kita berhenti. Harusnya kita sadar bahwa sebagaimanapun kita berusaha ada
sesuatu yang kadang ga bakal bisa kita ubah.
Kita terlalu
memaksa untuk bisa bersama.
Malah menyakiti
kita berdua.
Aku kemarin
nanya nyokap aku?
“ma bagaimana Viona?”
“yah itu semua udah keputusan kamu tapi kamu harus ingat bahwa setiap
keputusan pasti berat kamu lanjutin berat kamu putusin juga berat”
“iya ma. Adit tahu...
”ma. Misalnya anak mama beda
agama sama mama gimana?”
“yah mama ga mau”
“pasti berat banget ya ma. Tapi viona mau ma. Anak-anaknya pindah ke islam walaupun
dia ga mau”
“tanggung jawab kamu bakal besar dit”
Percakapan itu berhenti begitu saja di motor pagi itu. Satu bulan
ini aku benar-benar ga bisa berpikir dengan jernih.Apa yang harus aku lakukan
untuk kamu.
Aku sayang sama kamu. Yah sebagaimana orang sayang dengan seseorang kita tidak ingin
melihat orang yang kita sayang mengalami kekecewaan. Tidak ingin orang yang
kita sayang mengalami sakit. Ketika kita sayang sama orang kita ingin orang
yang kita sayang bahagia.
Sesimple itu perasaan aku ke kamu. Aku dari dulu tidak ingin
membuat kamu menangis. Setiap diriku yang semakin egois mendekatimu dan selalu berharap
lebih padamu. Mungkin aku harusnya melihat kepada adit 3 tahun yang lalu yang
pertama kali kenal denganmu. Adit yang tidak berharap apa-apa.
Adit yang berharap agar kamu bisa bahagia walau bukan dengan adit
itu. Aku rasa aku terlalu egois hai viona. Aku menginginkan keluarga dimana kau dan aku
berbeda agama. Dimana anak-anak mengikuti islam. Menikah sesuai dengan rukun
islam. Dan aku harus mendakwahimu untuk masuk ke islam.
Sebenarnya ini tidak akan menjadi masalah kalo memang pada akhirnya
kamu memang masuk islam pada akhirnya karena akhirnya aku tahu bahwa kenapa
orang islam diperbolehkan menikah dengan ahli kitab adalah sebagai jalur
dakwah. Tapi aku tahu kamu akan tetap bertahan dengan keimananmu.
Itu berarti kamu akan menjadi minoritas di keluarga intimu sendiri.
Membayangkan hal itu pasti akan berasa berat bagi adit 3 tahun yang lalu yang
mengenalmu pertama kali. Karena bagi adit 3 tahun yang lalu kamu begitu
berarti.bukan berarti kamu sekarang
ga berarti tapi sekarang aku merasa juga terlalu egois untuk tetep bisa bersama
kamu. Yah aku ga tahu apa aku over thinking atau bagaimana.
Kamu adalah orang yang mengisi kekosongan aku disaat aku benar-benar
terpuruk. Dan kalo adit 3 tahun yang lalu ketemu dengan adit yang sekarang
mungkin dia akan menasehati adit yang sekarang
“lepasin dit Kita bukan orang yang dapat memberikan dia kebahagian yang sempurna”
pada akhirnya aku juga tahu bahwa adit itu benar. Ga peduli seberapa
besar aku berusaha.memang ada sebuah dinding yang ga akan bisa kita daki. Ada
rintangan yang ga akan bisa kita selesaikan.Ada sesuatu yang ga bisa kita
satukan.
Kamu tahu apa nasehat om aku “yah om tahu dia wanita baik yang
benar-benar sangat adit ingin nikahi akan tetapi ketika dibentrokin dengan
agama ini bukan masalah baik dan buruk lagi ini masalahnya benar dan salah”
Kamu tahu pilihan tersisa yang ada untuk kita tetap bisa bersama
adalah kamu masuk islam. Hanya itu. Tapi aku tahu kamu ga akan mau. Jawaban
yang ga perlu aku tanya lagi. Dan pertanyaan yang tak perlu aku tanyakan lagi.
Pertanyaan itu hanya akan membuatmu sedih.
Maafin aku.
Maafin aku ngebuat kamu sedih..
Maafin aku selaluberusah mencari pembenaran di hubungan kita...
Maafin aku nyakitin kamu lagi ini yang terakhir.
Lucusih rasanyaa ketika orang yang bisa buat aku lebih taat dalam beragama
justru bukan dari orang yang seiman denganku. Kamu bisa ngebuat aku terbangun
tengah malam untuk berdoa sama tuhan.
Sebenernya malu sih sama tuhan. Kayaknya aku kalo doa sama dia kalo aku
ketemu banyak masalah doang. Tapi dari malam-malam itu Aku Cuma bedoa kamu
baik-baik aja. Aku berdoa kamu mendapatkan pengganti yang lebih baik daripada
aku. (yah tentu tuhan tahu bahwa bukan berarti aku ga baik yah aku pikir semua
usahaku udah bisa dibilang cukup lumayan lah. Bener kan tuhan? tapi mungkin hubungan kita yang ga benar).
Aku memilih mundur rey.Maafin aku.
aku tahu dengan mengambil keputusan ini aku akan
kehilangan kamu.
Kehilangan cara bagaimana kamu lagi bitchingin
orang
Kehilangan kamu yang menatapku dengan dalam.
Momen ketika kamu bilang “kamu emang yang paling
ngerti aku” ini momen ketika aku ngerasa berhasil sebagai pacar kamu
Momen ketika kamu ngambek dengan hal yang ga jelas
Dan banyak momen lainnya yang kamu tahu memang
secara alamiahnya membuat aku terlalu “terbiasa sama kamu”
Kita memang harus ngelakuin sesuatu yang kita
anggap benar walaupun itu berat
Terimakasih untuk semua perhatian yang kamu kasih,
cinta yang kamu berikan, dan perjuangan besar pada hubungan ini.
Maaf dan terimakasih.
sicerely
Adhitya nugraha iskandar.
catatan penulis.
-sebenernya gue orang yang males untuk nulis masalah pribadi. tapi ini adalah pengecualian yah dia adalah pengecualian.
aku harap kamu membacanya,
karena aku cuma berharap memang kamu membacanya.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus