Rabu, 25 Oktober 2017

dari yang terlalu terbiasa


Tulisan ini aku tulis kembali ketika aku sedang bingung apa yang harus aku pilih antara melanjutkan atau memutuskan cukup sampai disini. mungkin saat kamu membaca ini kamu sudah tahu apa jawabanku.

Mungkin aku harus menceritakan dulu bagaimana kita bertemu dulu ya.  Nama aku adalah adhitya dan nama dia kita samarkan (jadi tidak terlalu samar ya) dengan menjadi viona Oke jadi aku akan ceritakan lagi. Waktu itu tahun 2014 dimana aku masih seorang Penganguran udah lulus sejak maret akan tetapi masih mengangur sampai mendekati 2014. Yah waktu itu umur aku adalah 22 dan waktu itu  diajak untuk pertandingan Futsal bagi penganguran yang tidak ada kegiatan tentu ini tawaran yang sangat menarik. Yah ibarat budak yang ditawarin makan,dalam masalah hiburan waktu ngangur aku bisa disetarakan dengan gembel.

Dan pada waktu itu aku ketemu dengan seorang wanita dia waktu itu memakai baju chelsea dan dia sedang ngadain kuis nendang bola untuk ngarahin ke tiang. Dia sangat ceria. Aku tidak akan bilang bahwa dia seolah bidadari yang turun dari langit selain terlalu picisan orang-orang akan tahu bahwa itu diambil dari google. Tapi bagi aku melihat kamu meladeni orang-orang yang mau ikut dan melihat kamu senyum waktu di lapangan.

Aku rasa kamu dengan mudah waktu itu mengambil hati aku.

Sebenarnya waktu awal-awal aku ngechat kamu. Aku sebenernya mengalami keminderan waktu itu. Yah bagaimana ya bilangnya. Kayak malu aja gitu aku. Dulu aku merasa bahwa diri aku orang gagal. Yah bagaimana ya. Soalnya aku berkespetasi tinggi mungkin dalam hidup. Aku pikir setelah lulus aku bisa langsung kerja akan tetapi aku ngangur. Tapi bayangan untuk bisa sama kamu dan ngebuat kamu tertawa kadang suka muncul waktu itu ketika aku lagi bengong sendirian Rasanya menyenangkan.

itu alasan aku berani untuk ngedeketin kamu. Walaupun beberapa temen aku juga bilang bahwa kamu beragama berbeda. Bagi aku tidak apa-apa.Karena bagi aku waktu itu. Aku hanya ingin melihat kamu tersenyum lebih lama. Aku ga punya niat apa-apa aku hanya senang melihat kamu senang.

Sesederhana itu. Kalo boleh jujur dalam hidup ini aku paling suka dengan diriku ketika mengangur. Yah karena adit yang waktu itu terlihat seperti tokoh utama pada film-film bodoh dan tulus secara bersamaan.

Walaupun pada prakteknya aku juga sempat kesal beberapa kali sama kamu. Karena aku sempet merasa hanya dijadikan tempat bermain ketika tidak ada orang yang bisa diajak bermain. Tapi setelah aku pikir ga seharusnya aku marah karena tujuan aku hanya membuat kamu senang. Karena aku tahu kita “berbeda” dan aku tahu kamu tidak akan bisa terus bersama aku.

Akan ada masanya nanti bahwa aku hanya bisa melihat kamu dari jauh. Yah bodoh memang buat apa kamu ngedeketin dia nyurahin semua tenaga dan waktu buat seseorang yang mungkin ga akan jadi  milik kamu.

Yah bodoh. Itu lah mungki alasan kenapa dinamakan cinta itu kaya micin. Kebodohan yang menyenangkan.

                Ga lama setelah ngedeketin kamu ternyata kamu jadian dengan cowok bernama Risal. Yah cowok yang katanya bisa ngebuat kamu jatuh hati sangat hebat. Iri rasanya yah walau aku ga tahu bagaimana dia bisa ngebuat kamu jatuh cinta.

                Yah iri aja. Gapapa kan iri?

Melihat risal berhasil ngedeketin kamu tanpa susah payah mungkin yang dialalmin aku kaya orang gendut yang iri ngeliat orang kurus bisa makan banyak tanpa perlu berolahraga. Yah emang ga boleh iri sih karena emang setiap tubuh orang kan di desain beda-beda. Mungki aja yang kurus situ cacingan. Yah itu yang ngebuat aku berpikir bahwa risal itu cacingan.

Haduh selera komedi aku maksa ya.

Yah maklumin udah jarang nulis.

                Setelah itu kita deket semakin dekat. Beberapa teman aku udah bertanya “sampai kapan ?” entah lah aku selalu mencari alasan untuk memperlama. Kita juga pisah dan nyambung begitu terus sampai akhirnya aku merasa bahwa sampe kamu Wisuda adalah momen yang pas.

                mungkin karena aku tahu aku hanya sementara.Aku selalu menuruti permintaan kamu. Karena mungkin aku tidak ingin meninggalkan penyesalan. Bahwa waktu itu aku tidak bisa membahagiakan kamu. Yah aku tidak ingin ada penyesalan.

                Waktu aku ngeliat kamu wisuda. Ada rasa dalam hati aku mungkin dia emang seharusnya udah sampe begini dan kita harusnya udah berhenti ga harus saling mendekati lagi.karena waktu itu kamu emang udah bahagia harusnya waktu kamu tahu kalo aku adalah lelaki berengsek harusnya kita berhenti. Harusnya kita sadar bahwa sebagaimanapun kita berusaha ada sesuatu yang kadang ga bakal bisa kita ubah.

Kita terlalu memaksa untuk bisa bersama.

Malah menyakiti kita berdua.

Aku kemarin nanya nyokap aku?

“ma bagaimana Viona?”

“yah itu semua udah keputusan kamu tapi kamu harus ingat bahwa setiap keputusan pasti berat kamu lanjutin berat kamu putusin juga berat”

“iya ma. Adit tahu...

ma. Misalnya anak mama beda agama sama mama gimana?”

“yah mama ga mau”

“pasti berat banget ya ma. Tapi viona mau ma. Anak-anaknya pindah ke islam walaupun dia ga mau”

“tanggung jawab kamu bakal besar dit”

Percakapan itu berhenti begitu saja di motor pagi itu. Satu bulan ini aku benar-benar ga bisa berpikir dengan jernih.Apa yang harus aku lakukan untuk kamu.

Aku sayang sama kamu. Yah sebagaimana orang sayang dengan seseorang kita tidak ingin melihat orang yang kita sayang mengalami kekecewaan. Tidak ingin orang yang kita sayang mengalami sakit. Ketika kita sayang sama orang kita ingin orang yang kita sayang bahagia.

Sesimple itu perasaan aku ke kamu. Aku dari dulu tidak ingin membuat kamu menangis. Setiap diriku yang semakin egois mendekatimu dan selalu berharap lebih padamu. Mungkin aku harusnya melihat kepada adit 3 tahun yang lalu yang pertama kali kenal denganmu. Adit yang tidak berharap apa-apa.

Adit yang berharap agar kamu bisa bahagia walau bukan dengan adit itu. Aku rasa aku terlalu egois hai viona. Aku menginginkan keluarga dimana kau dan aku berbeda agama. Dimana anak-anak mengikuti islam. Menikah sesuai dengan rukun islam. Dan aku harus mendakwahimu untuk masuk ke islam.

Sebenarnya ini tidak akan menjadi masalah kalo memang pada akhirnya kamu memang masuk islam pada akhirnya karena akhirnya aku tahu bahwa kenapa orang islam diperbolehkan menikah dengan ahli kitab adalah sebagai jalur dakwah. Tapi aku tahu kamu akan tetap bertahan dengan keimananmu.

Itu berarti kamu akan menjadi minoritas di keluarga intimu sendiri. Membayangkan hal itu pasti akan berasa berat bagi adit 3 tahun yang lalu yang mengenalmu pertama kali. Karena bagi adit 3 tahun yang lalu kamu begitu berarti.bukan berarti kamu sekarang ga berarti tapi sekarang aku merasa juga terlalu egois untuk tetep bisa bersama kamu. Yah aku ga tahu apa aku over thinking atau bagaimana.

Kamu adalah orang yang mengisi kekosongan aku disaat aku benar-benar terpuruk. Dan kalo adit 3 tahun yang lalu ketemu dengan adit yang sekarang mungkin dia akan menasehati adit yang sekarang

“lepasin dit Kita bukan orang yang dapat memberikan dia kebahagian yang sempurna”

pada akhirnya aku juga tahu bahwa adit itu benar. Ga peduli seberapa besar aku berusaha.memang ada sebuah dinding yang ga akan bisa kita daki. Ada rintangan yang ga akan bisa kita selesaikan.Ada sesuatu yang ga bisa kita satukan.

Kamu tahu apa nasehat om aku “yah om tahu dia wanita baik yang benar-benar sangat adit ingin nikahi akan tetapi ketika dibentrokin dengan agama ini bukan masalah baik dan buruk lagi ini masalahnya benar dan salah”

Kamu tahu pilihan tersisa yang ada untuk kita tetap bisa bersama adalah kamu masuk islam. Hanya itu. Tapi aku tahu kamu ga akan mau. Jawaban yang ga perlu aku tanya lagi. Dan pertanyaan yang tak perlu aku tanyakan lagi. Pertanyaan itu hanya akan membuatmu sedih.

Maafin aku.

Maafin aku ngebuat kamu sedih..

Maafin aku selaluberusah mencari pembenaran di hubungan kita...

Maafin aku nyakitin kamu lagi ini yang terakhir.


Lucusih rasanyaa ketika orang yang bisa buat aku lebih taat dalam beragama justru bukan dari orang yang seiman denganku. Kamu bisa ngebuat aku terbangun tengah malam untuk berdoa sama tuhan.

Sebenernya malu sih sama tuhan. Kayaknya aku kalo doa sama dia kalo aku ketemu banyak masalah doang. Tapi dari malam-malam itu Aku Cuma bedoa kamu baik-baik aja. Aku berdoa kamu mendapatkan pengganti yang lebih baik daripada aku. (yah tentu tuhan tahu bahwa bukan berarti aku ga baik yah aku pikir semua usahaku udah bisa dibilang cukup lumayan lah. Bener kan tuhan?  tapi mungkin hubungan kita yang ga benar).

Aku memilih mundur rey.Maafin aku.

aku tahu dengan mengambil keputusan ini aku akan kehilangan kamu.

Kehilangan cara bagaimana kamu lagi bitchingin orang

Kehilangan kamu yang menatapku dengan dalam.

Momen ketika kamu bilang “kamu emang yang paling ngerti aku” ini momen ketika aku ngerasa berhasil sebagai pacar kamu

Momen ketika kamu ngambek dengan hal yang ga jelas

Dan banyak momen lainnya yang kamu tahu memang secara alamiahnya membuat aku terlalu “terbiasa sama kamu”

Kita memang harus ngelakuin sesuatu yang kita anggap benar walaupun itu berat

Terimakasih untuk semua perhatian yang kamu kasih, cinta yang kamu berikan, dan perjuangan besar pada hubungan ini.

Maaf dan terimakasih.
       sicerely
Adhitya nugraha iskandar.




catatan penulis.
-sebenernya gue orang yang males untuk nulis masalah pribadi. tapi ini adalah pengecualian yah dia adalah pengecualian.

aku harap kamu membacanya,
karena aku cuma berharap memang kamu membacanya.





               

               


1 komentar: